JURNAL
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
AGRONOMI
PEMBUATAN NAUNGAN
OLEH
:
DIAN
DHIKA
NIM : 1309000361
NPM : 7113070032
GROUP : A
PROGRAM
STUDI : AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ISLAM SUMATRA UTARA
MEDAN
2014
JURNAL
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
AGRONOMI
PEMBUATAN NAUNGAN
OLEH
:
DIAN
DHIKA
NIM : 1309000361
NPM : 7113070032
GROUP : A
PROGRAM
STUDI : AGROTEKNOLOGI
Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk
Mengikuti Praktikum
Dasar-Dasar Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatra Utara
Medan
Asisten Nilai
( 1. Indra Saputra Siregar ) ( )
(2. Andi Sasmita )
(3. Lukman Syahputra )
(4. Dedi Muhammad Rifai )
Koordinator
:
Ir.
Arif Anwar. MM
PRAKTIKUM
DASAR – DASAR AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Petani di Indonesia
sudah biasa menanam talas di sawah atau di pekarangan. Kendala budidaya talas
di pekarangan antara lain kanopi rapat, sehingga intensitas cahaya yang
diterima tanaman rendah atau pun sedikit yang mendapatkan cahaya matahari atau
intensitas cahaya matahari. Unsur radiasi matahari yang penting bagi tanaman ialah intensitas cahaya,
kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran cahaya matahari. Bila intensitas cahaya
yang diterima rendah atau sedikit, maka jumlah cahaya yang diterima oleh setiap
luasan permukaan daun dalam jangka waktu tertentu rendah atau sedikit.
sedangkan yang intensitas cahaya yang
diterima tinggi atau banyak, maka jumlah cahaya yang diterima oleh setiap
luasan permukaan daun dalam jangka waktu tertentu tinggi atau banyak (Gardner,
1991).
Dalam penanaman
dipembibitan utama, bibit menerlukan naugan secara individual untuk selama satu
bulan. Naungan individual tersebut dapat menggunakan pelepah batang daun pisang,
pelepah daun kelapa, daun-daunan yang dapat menutupi bibit, atau sejenis bahan
naungan lainnya yang memenuhi persyaratan secara teknisi yang mampu menutupi
dan melindungi bibit tanaman tersebut dari sinar cahaya matahari yang sangat
berlebihan atau yang tidak diinginkan oleh bibit tersebut (Setyamidjaja, 2006).
Fungsi naungan pada bibit sewaktu
kecil adalah untuk mengatur cahaya sinar matahari yang masuk ke pembibitan
hanya berkisar antara 30-60% saja, menciptakan iklim mikro yang ideal atau baik
bagi pertumbuhan awal bibit, menghindarkan bibit dari sengatan matahari
langsung yang dapat membakar daun-daun yang masih muda, dan menurunkan suhu
tanah pada disiang hari, memelihara kelembaban tanah, mengurangi derasnya curahan
air hujan dan hemat penyiraman air (Nugrojo, dkk., 2006).
Tujuan
Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk membuat buat Naungan yang bertujuan untuk melindungi
tanaman yang sensitive dari sinar matahari siang dan sore untuk mendapatkan
cahaya yang optimal.
Kegunaan
Praktikum
1. Untuk
melindungi tanaman dari dari cahaya matahari siang dan sore.
2. Untuk
mendapatkan cahaya yang optimal.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tumbuhan membutuhkan
cahaya matahari yang cukup sepanjang hari. Dalam proses fisiologi tanaman,
cahaya matahari berperan sebagai sumber energy dalam proses fotosintesis untuk
menghasilkan pertumbuhan vegetative maupun generative tanaman, misalnya:
pertumbuhan batang, cabang, dan daun: pembentukan bungan, buah, dan biji: serta
pembentukan zat-zat gizi dalam buah dan bagian – bagian tanaman yang lain
(Cahyono, 2003).
Tanaman akan hidup baik
jika memperoleh sinar matahari. Akan tetapi banyaknya sinar matahari yang
dibutuhkan setiap jenis tanaman berbeda. Umumnya, jenis tanaman yang
menghasilkan bunga atau buah membutuhkan sinar matahari penuh atau dengan kata
lain tidak boleh ternaungi, sedangkan tanaman yang hanya menghasilkan daun
masih dapat tumbuh walaupun sinar matahari sedikit atau ternaugi (Sastradiharja, 2014).
Cahaya/ sinar
matahari adalah suatu variable lingkungan yang penting dalam kehidupan suatu
tumbuhan. Dalam control fotoperiodik perbungaan dan banyak respons tumbuhan
lain terhadap pencahayaan, fitokron berfungsi sebagai foroderekor yang memberitahukan
tumbuhan apakah ada cahaya matahari atau tidak adanya cahaya matahari (Campbell,
2000).
Warna naungan
juga berdanpak pada tunaman yang dinaugi serperti tanaman tembakau besuki
na-oogst. Warna putih pada naungan memberikan hasil pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tembakau besuki na-oogst lebih baik dibandingkan dengan
warna naungan biru dan hitam, namun pada naungan warna biru menghasilkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tembakau besuki na-oogst lebih baik daripada naugan
berwarna hitam pada peubahan yang diamati (Yulia, 2014).
Pemberian
naungan pada bagian stadia pertumbuahan ada berbagai macam varietas tanaman
kedelai berpengaruh nyata terhadap jumlah bungan per tanaman, jumlah polong per
tertanaman, jumlah polong yang berisi pertanamannya, berat 100 biji, dan
produksi biji kering. Pemberian naungan 20% memberikan hasil yang lebih baik
apabila diaplikasikan pada awal pengisian polong dibandingkan dengan awal tanam
atau awal berbunga (Herawati, 1995).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat
dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan dilahan
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya
Wisata Ujung, Kecamatan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian tempat 25 mdpl dengan tropografi datar. Penelitian
ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 01 maret 2014 pukul 09.00 Wib sampai
dengan selesai.
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan
adalah : areal/lahan, bambu dan daun-daun dari tumbuhan lain
Alat
Alat yang diguanakan
adalah: cangkul, parang, meteran, tali plastik, dan alat tulis serta alat-alat
lain yang mendukung praktikum ini.
Cara
Kerja
1. Sediakan
alat dan bahan yang digunakan.
2. Bersihkan
dan ratakan areal yang ingin digunakan dengan menggunakan cangkul.
3. Buatlah
bambu yang panjangnya 1,50 mater, 1,0 mater, 3,0 mater, dan 2,0 maret yang
masing-masing dua bambu dengan menggunakan parang dan materan.
4. Ukur
areal yang ingin dibuat naungan 3 mater x 2 maret ( panjang 3 mater dan lebar 2
meter).
5. Setiap
sudut areal diberdirikan bambu sebagai tanda.
6. Bambu
yang panjangnya 1,50 mater berada didapan (kearah matahari terbit) dan 1,0
mater dibelakang.
7. Letakkan
bambu yang panjangnya 3,0 mater didepan dan belakang sedangkan bambu yang
panjangannya 2,0 mater berada disamping kiri dan kanan.
8. Ikatlah
masing-masing bambu dengan menggunakan tali plastik.
9. Kemudian
tutuplah bagian atas naungan dengan menggunakan daun-daun yang ada
disekitarnya.
10. Tuliskan
hasil laporan dengan menggunakan alat tulis.
HASIL PRAKTIKUM
ket : Tiang depan (a) : 1,5 meter
Tiang belakang (b) : 1 meter
Atap depan dan belakang (c)
: 3 meter
Atap samping kiri dan
kanan (d) : 2 meter
B : Barat
U : Utara
T : Timur
S : Selatan
PEMBAHASAN
Naungan yang dibuat di
lahan percobaan dibuat untuk berfungsi sebagai alat untuk melindungi tanaman
dari sinar matahari siang dan matahari sore. Tanaman yang masih baru
diperbanyak sebaiknya dilindungi oleh naungan.
Naungan
biasanya di buat dengan cara seperti rumah kecil atau gubuk yang kecil yang atapnya miring. Pada bagian depan
naungan biasanya lebih tinggi dari pada belakangnya yang menghadap kematahari
terbit, sehingga atapnya miring. Hal itu berfungsi supaya matahari pagi dapat
masuk dan matahari siang dan matahari sore tidak ikut masuk/ mengenai tanaman
yang dilindungi suhunya.
Pada
atas naungan biasanya diberikan dedaunan supaya lebih rindang hal itu sama saja
seperti atap rumah biasa yang menutupi atasnya dari gangguan sinar matahari maupun
air yang berlebihan masuk mengenai tanaman yang dinaungi. Dan pada bagian atas
dedaunan tidaklah terlalu padat supaya cahaya matahari dapat masuk sedikit/
tidak semua sehingga sama saja dengan melindungi tanaman yang sedang dinaungi.
Fungsi naungan adalah
untuk mendapatkan cahaya yang optimal untuk tanaman yang dinaungi sehingga
tanaman tersebut tidak mengalami kematian akibat terlalu banyak mendapatkan
cahaya yang berlebihan sehingga tanaman tersebut mengalami kematian akibat
cahaya sianar matahari yang terlalu banyak diserap atau dikenakan ketanaman
tersebut.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Naungan
bertujuan untuk mendapatkan cahaya matahari pagi yang baik untuk tanaman.
2. Pembuatan
naungan biasanya menghadap matahari terbit karena pada saat itulah tanaman
mendapatkan cahaya yang baik.
3. Tiang
naungan yang berada didepan lebih tinggi dibandingakan yang berada dibelakang.
4. Cahaya
matahari yang paling baik adalah matahari pagi bukan matahari siang ataupun
sore.
5. Naungan
salah satu cara untuk mendapatkan cahaya matahari yang optimal dan melindungi
cahaya yang tidak baik untuk tanaman.
Saran
1. Sebaiknya
praktikan harus mengerjakan jurnal dengan baik, benar, dan kumpul tepat pada
waktunya.
2. Sebaiknya
praktikan datang tepat pada waktunya sehingga praktikan mendapatkan bimbingan
dari asisten praktikum terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono B., 2003. Cabai Rawit, Taknik Budi Daya dan Analisis
Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. Hal: 20.
Campbell, 2000. Biology. Erlanga. Jakarta. Hal : 397.
Gardner FP,
Pearce RB, and Mitchell RL. 1991. Physiology of Crop Plants.
Diterjemahkan oleh H.Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press., dalam Djukri, Sapta, B., 2003. Pengaruh Naungan Paranet Terhadap Sifat
Toleransi Tanaman Talas.(Penelitian Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta).
Herawati, 1995.
Cahaya/Intensitas cahaya. (Serial online)(repository .usu .ac.id). diakses pada
tanggal 14 Maret 2014. Pukul 9.56 Wib.
Nugrojo, H., P.,
James, M., R., Gerhard, E.,S., M., Nugraha, E., Joel, M., T., Karam F., 2006. Teknik
Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. (Serial online)(www.worldagroforestry.org). diakses pada
tanggal 14 Maret 2014. Pukul 10.06 Wib.
Sastradiharja S.,
2014. Menanam Sayuran Secara Organik.
Azka. Medan. Hal 30.
Setyamidjaja,
D., 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya
Panen Pengolahan. Kanisus. Yogyakarata. Hal : 41.
Yulia N., 2014.
Persentase Naungan dan Warna Naungan Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Tembakau Besuki-Na oogst. (Serial online) (elibrary .ub.ac.id) diakses pada tanggal 14 Maret 2014. Pukul
10.41 Wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar